Sriwijayafc.info - Kementrian Pemuda dan Olah raga (Kemenpora) RI mengaku tidak terkejut dengan peristiwa penangkapan Johan Ibo terkait dugaan menyuap tiga pemain Pusamania Borneo FC (PBFC) jelang laga kontra Persebaya Surabaya. Pemerintah memang sudah mencium adanya praktek pengaturan skor (match fixing) di kompetisi sepak bola tanah air.
Demikian yang disampaikan Deputi V Bidang Harmonisasi dan Kemitraan Kemenpora, Gatot Dewa Broto, Rabu (8/4/2015). Kata dia, itulah sebabnya Tim Sembilan yang dibentuk Kemenpora untuk menata profesionalisme kompetisi sepak bola di Indonesia sempat menggali informasi dari Alvero Septiawan, mahasiswa pasca sarjana Universitas Indonesia yang meneliti tentang match fixing di Indonesia.
Tidak hanya menggali informasi dari Alvero, Gatot menjelaskan bahwa Tim Sembilan bahkan pernah mendatangkan informan seorang whistleblower sebagai upaya mendalami praktek match fixing di Indonesia. Atas permintaan informan itu, hingga kini Tim Sembilan terus merahasiakan identitas sang pelapor.
Kendati mengaku tidak terkejut dengan mencuatnya kasus percobaan penyuapan oleh Ibo kepada tiga pemain PBFC, Gatot merasa prihatin dengan terbuktinya upaya suap itu. “Meski begitu, kita kan tidak bisa hanya prihatin, Kemenpora akan memonitor terus perkembangan kasus ini dan menyerahkan kasus ini sepenuhnya kepada pihak Kepolisian,” kata Gatot.
Lebih jauh, Gatot yang juga merupakan bagian dari Tim Sembilan bentukan Kemenpora akan fokus menggali informasi lebih dalam terkait praktek pengaturan skor menyusul mencuatnya kasus Ibo. Dia berjanji, timnya akan terus berupaya memberantas praktek judi bola yang menurut dia sudah mendunia. “Ini (pengaturan skor) sebetulnya kan tidak hanya terjadi di Indonesia, makanya kami ingin sepak bola Indonesia tidak semakin terjerumus dalam praktek match fixing,” katanya.
Sebelumnya diberitakan, Ibo yang notabene pernah memperkuat Persebaya Surabaya ini menawarkan suap kepada tiga pemain PBFC jelang laga kontra bekas timnya itu. Ibo akhirnya mendekam di ruang pemeriksaan Polrestabes Surabaya setelah sebelumnya dijebak manajemen PBFC yang gerah pemainnya ditawari suap. (Yanu/SINDO)
Demikian yang disampaikan Deputi V Bidang Harmonisasi dan Kemitraan Kemenpora, Gatot Dewa Broto, Rabu (8/4/2015). Kata dia, itulah sebabnya Tim Sembilan yang dibentuk Kemenpora untuk menata profesionalisme kompetisi sepak bola di Indonesia sempat menggali informasi dari Alvero Septiawan, mahasiswa pasca sarjana Universitas Indonesia yang meneliti tentang match fixing di Indonesia.
Tidak hanya menggali informasi dari Alvero, Gatot menjelaskan bahwa Tim Sembilan bahkan pernah mendatangkan informan seorang whistleblower sebagai upaya mendalami praktek match fixing di Indonesia. Atas permintaan informan itu, hingga kini Tim Sembilan terus merahasiakan identitas sang pelapor.
Kendati mengaku tidak terkejut dengan mencuatnya kasus percobaan penyuapan oleh Ibo kepada tiga pemain PBFC, Gatot merasa prihatin dengan terbuktinya upaya suap itu. “Meski begitu, kita kan tidak bisa hanya prihatin, Kemenpora akan memonitor terus perkembangan kasus ini dan menyerahkan kasus ini sepenuhnya kepada pihak Kepolisian,” kata Gatot.
Lebih jauh, Gatot yang juga merupakan bagian dari Tim Sembilan bentukan Kemenpora akan fokus menggali informasi lebih dalam terkait praktek pengaturan skor menyusul mencuatnya kasus Ibo. Dia berjanji, timnya akan terus berupaya memberantas praktek judi bola yang menurut dia sudah mendunia. “Ini (pengaturan skor) sebetulnya kan tidak hanya terjadi di Indonesia, makanya kami ingin sepak bola Indonesia tidak semakin terjerumus dalam praktek match fixing,” katanya.
Sebelumnya diberitakan, Ibo yang notabene pernah memperkuat Persebaya Surabaya ini menawarkan suap kepada tiga pemain PBFC jelang laga kontra bekas timnya itu. Ibo akhirnya mendekam di ruang pemeriksaan Polrestabes Surabaya setelah sebelumnya dijebak manajemen PBFC yang gerah pemainnya ditawari suap. (Yanu/SINDO)