Thierry Gathuessy (Palpres)
Jeda kompetisi yang cukup lama dimanfaatkan oleh klub untuk berburu pemain, termasuk pemain asing yang tidak jarang menjadi tulang punggung tim termasuk di Sriwijaya FC (SFC). Pentingnya peran pemain diklub dimanfaatkan oleh agen pemain asing untuk menaikkan tawaran terhadap pemain asing.
Berbagai cara dilakukan oleh agen pemain agar harga penawaran untuk pemain yang di bawah manajemennya menjadi melonjak. Salah satunya adalah membuat isu mengenai negoisasi pemain yang bersangkutan sedang didekati klub lain.
Hal seperti ini juga terjadi di SFC, peran vital Thierry Gathuessy dan Lim Joon Sik dalam tim membuat agen kedua pemain tersebut, dr. Tika membuat isu jika kedua pemain tersebut sedang benegoisasi dengan klub dalam maupun luar negeri ini.
Cara yang ditempuh oleh dr. Tika tersebut bukanlah yang pertama kalinya, pada saat pertengahan musim lalu dr. Tika sempat bersitegang dengan pemainnya, Lim Joon Sik. dr. Tika sebagai agen Lim menyebutkan jika Lim diincar klub lain. Namun usahanya tersebut gagal karena Lim melakukan perlawan karena ia masih ingin memperkuat SFC.
Puncak dari pertentangan antara Lim dan dr. Tika terjadi ketika Lim menunjuk saudaranya sebagai agennya untuk menggantikan dr. Tika. Tidak tinggal diam, dr. Tika yang sudah terlanjur kecewa dan malu mendatangkan pemain asal Nepal, Santosh Shahkulala yang akhirnya tidak diminati oleh Kas Hartadi. Akhirnya Lim dan dr. Tika berdamai setelah manajemen SFC turun tangan langsung untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Thierry sendiri mengaku tetap memprioritaskan SFC untuk musim depan, kecuali jika ia memang tidak dibutuhkan lagi oleh manajemen SFC.
"Yang pasti saya tidak akan mencari klub lain jika SFC tetap menghinginkan saya bermain di sini. Tim ini tetap menjadi prioritas saya. Tapi, kalau memang saya tidak diinginkan lagi, saya baru akan mencari klub lain," ujar Thierry, dikutip dari Seputar Indonesia, (03/08/2012).